Kamis, 28 Februari 2013

Perjalanan Ke Kawah Putih Ciwidey

Posted by Unknown On 17.23

Akhir pecan kemarin tepatnya tanggal 23 Februari 2013 kami melakukan perjalanan menuju kawah putih di Ciwidey Kabupaten Bandung Selatan. Perjalanan kami mulai dari Jakarta karena saat itu kami sedang berda di Jakarta. Kami menggunakan bis untuk sampai ke bandung via tol cipularang kira-kira perjalanan sekitar 2,5 jam dari kampong rambutan. Setelah sampai di terminal luwih panjang kami menggunakan kendaraan  ¾ atau yang biasa disebut dengan elf. Jarak dari bandung menuju ciwidey tidak lah terlalu jauh hanya sekitar ± 35 km atau dengan elf  lama perjalanannya sekitar 45 menit.

Udara yang begitu kontras dari Kota Bandung saat kita mulai memasuki daerah ciwidey. Setiba di terminal ciwidey perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkot berwarna kuning untuk menuju kawah putih. Suasana perjalanan menuju kawah putih begitu menyenangkan. Karena sepanjang perjalanan akan ditemani oleh kebun strawberry serta sayur-sayuran. Strawberry yang terdapat di ciwidey begitu menggoda karena warnanya sangat menarik yaitu merah darah.  Udara disini lebih segar bila dibandingkan dengan lembang maupun cisarua di puncak. Setelah sampai di gerbang kawah putih kita tidak dapat begitu saja melihat kawah putih, karena untuk mencapai kesana kita harus menggunakan kendaraan lagi sama halnya dengan wisata alam TN Tangkuban perahu. Kendaraan untuk mencapai kawah sudah disiapkan oleh pihak pengelola yang biayanya sudah satu paket dengan tiket masuk. Lama perjalanan menuju puncak sekitar ± 10 menit. Akhirnya kami sampai juga di inti kawah putih. Aroma belerang langsung menusuk hidung udara yang sangat dingin sekitar 8oC menemani kami di puncak gunung patuha ini. Sungguh perjalanan yang menyenangkan dan berharap suatu saat dapat kembali ke sini lagi.

Biaya perjalanan Lampung-Kawah Putih :
Bis Rajabasa-Bakauheni                       Rp 17.500(ekonomi) ; 22.000(AC)
Kapal                                                   Rp 11.500
Bis Merak-Bandung                              Rp 60.000(AC) kalau mau langsung ke Bandung
Bis Merak-Kp. Rambutan                     Rp 20.000(AC) kalau mau ke Jakarta dulu
Bis Kp. Rambutan-Bandung                  Rp 35.000(AC)
Elf Bandung-Ciwidey                             Rp   7.000
Angkot ke gerbang kawah putih             Rp   7.000
Tiket Masuk                                          Rp 15.000
Kendaraan ke kawah                             Rp 10.000 

Senin, 04 Februari 2013

Labuhan Jukung

Posted by Unknown On 17.05
Labuhan Jukung merupakan nama sebuah pantai yang terletak di Pekon Kampung Jawa, Kecamatan Pesisir Tengah, Krui, Lampung Barat. Pantai ini cukup diminati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Kelebihan dari pantai ini adalah ombaknya yang besar menjadi daya tarik sendiri, khususnya mereka yang menyukai olahraga selancar. Pantai ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan labuhan jukung yang terletak di Pesisir selatan.


Pantai Labuhan Jukung ini juga terkenal sebagai tempat berselancar. Suasana pantainya yang menawan, dipadu dengan sentuhan alam Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di seberangnya,dan juga sangat bagus untuk melihat tenggelamnya matahari,
menciptakan suasana yang nyaman sebagai tempat persinggahan sekaligus menjadikan Krui sebagai daerah tujuan wisata yang lengkap. Wisata Indonesia Surga Dunia.

untuk menuju labuhan jukung dari bandar lampung dapat menggunakan bis tujuan krui seperti Krui Putra dengan biaya Rp 40.000 ataupun dapat menggunakan travel dengan biaya Rp 300.000-350.000. Perjalanan menuju labuhan jukung membutuhkan waktu sekitar 6 jam. Selama perjalanan anda akan disuguhi keindahan alam TNBBS karena perjalanan akan melintasi daerah kawasan. 

Suasana Sunset di Labuhan Jukung

Tips Perjalanan ala Backpacker

Posted by Unknown On 16.39
Backpacking identik dengan perjalanan berbujet minim. Efisiensi pun menjadi hal yang paling ditekankan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh backpacker pemula. Butuh keinginan kuat untuk menggendong ransel dan memulai perjalanan. Bagi Anda yang pertama kali backpacking, inilah 6 hal yang harus diperhatikan sebelum berangkat. 

1. Pakailah ransel/carrier

Backpacking identik dengan 'backpack' atau ransel. Alasan digunakannya tas jenis ini sederhana: praktis dan efisien. Anda tak perlu menggeret koper atau menjinjing tas-tas kecil. Kalau waktu liburan cenderung pendek, coba gunakan daypack (ransel ukuran 20-30 liter). Selebihnya, pakailah semi-carrier (ukuran 35-40 liter) atau carrier (45-80 liter) kalau traveling dalam jangka waktu lama.

2. Bawalah barang seperlunya

Siapa yang tahan tak bergaya selama traveling? Tapi saat backpacking, justru soal 'gaya' inilah yang patut dikesampingkan. Bawalah pakaian yang bisa digunakan pagi, siang, atau malam. Bagi wanita, tak perlu bawa banyak pernak-pernik seperti kalung dan gelang. Cukup bawa kacamata hitam untuk melindungi mata, dan sunblock untuk pelindung kulit. Selebihnya, bawalah pakaian yang membuat Anda senyaman mungkin!

3. Budget first

Inilah hal terpenting yang harus Anda ingat selama perjalanan. Backpacking identik dengan pengeluaran seminim mungkin. Akomodasi, transportasi, dan makan misalnya, harus dialokasikan dengan bujet sekecil mungkin. Tak heran banyak backpacker yang menginap di hostel, alih-alih hotel. Makan di pinggir jalan, alih-alih restoran mahal. Budget first!

4. Obat nyamuk, vitamin, dan obat-obatan pribadi

Anda tak akan tahu perjalanan seperti apa yang akan dilewati selama backpacking. Menggunakan bus ekonomi, menginap di hotel murah, makan di warung nasi. Oleh karena itu, obat-obatan adalah satu hal yang tak boleh ditinggal. Obat nyamuk oles penting saat Anda memasuki wilayah hutan atau pepohonan rimbun, juga saat menginap di hotel. Vitamin penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Agar perjalanan lancar, bawa juga obat-obatan pribadi.

5. Menyingkirlah dari 'comfort zone'

'Comfort zone' atau zona nyaman adalah tempat yang sulit untuk kita tinggalkan, termasuk dalam sebuah perjalanan. Siapa pula yang tak mau makan enak, tidur nyaman, belanja sepuasnya saat jalan-jalan? Tapi, justru zona nyaman seperti inilah yang harus dijauhi saat backpacking. Anda harus berani terjun ke 'alam liar', berani melakukan hal baru yang jauh dari kata nyaman. Banyak backpacker bilang, hasilnya memuaskan!

6. Pelajari lingkungan sekitar

Kali pertama backpacking menjadi ajang pembelajaran bagi para pejalan. Destinasi wisata sampai perjalanan itu sendiri, merupakan sebuah hal baru. Penting untuk backpacker mempelajari lingkungan sekitar. Memerhatikan tiap tempat, tiap jalan, tiap arah agar tidak tersasar saat pulang. Penting juga untuk memerhatikan atmosfer setempat mulai dari masyarakat, bahasa, etiket, dan kebiasaan. Hormatilah penduduk setempat dan belajarlah dari sekitar. Hal-hal seperti inilah yang bisa jadi 'oleh-oleh' saat pulang.


Link :Travel

Keindahan Ranau Di Perbatasan Lampung

Posted by Unknown On 16.30

Danau Ranau merupakan danau terbesar dan terindah di Sumatera Selatan yang terletak di kecamatan Banding Agung Kabupaten UKO Selatan (dahulu masuk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu). Berjarak sekitar 342 km dari kota palembang, 130 km dari kota Baturaja, dan 50 kilometer dari Muara Dua, ibu kota OKU Selatan, dengan jarak tempuh dengan mobil sekitar 7 jam dari kota Palembang. Sementara dari Bandar Lampung, danau ini bisa ditempuh melalui Bukit Kemuning dan Liwa. Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung.

Danau Ranau yang mempunyai luas sekitar 8×16 km dengan latar belakang gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20° – 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°51'45? bujur selatan dan 103°55'50? bujur timur.

Menurut legenda yang ada, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan/belahan itu. Dan lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air. Kemudian di sekeliling danau baru itu mulai ditumbuhi berbagai tanaman, di antaranya tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakanlah Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.

Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas alam yang keluar dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas.

Sumber: Link


  • Mau buat buku tamu ini ?
    Klik di sini